Entri Populer

Kamis, 18 September 2014

Pertanian Terpadu Yang Menguntungkan



Istilah pertanian terpadu muncul di awal tahun  80-an. Pada saat itu Soeharto sebagai presiden Indonesia yang sangat menyukai bidang pertanian mencanangkan program bagaimana meningkatkan produktivitas pertanian dalam lahan yang terbatas.  Penasehat pertanian Soeharto memberikan ide dari keberhasilan pertanian terpadu di Negara-negara Asia dan Afrika melalui hasil seminar dan implementasi penelitian pertanian terpadu.  Saat itu diusulkan bagaimana mengombinasikan pertanian dengan peternakan dan perikanan.  Kemudian muncullah istilah-istilah lokal dalam pertanian terpadu yang membeikan arti kombinasi budidaya pertanian, misalnya mina padi (pertanian padi yang digabungkan dengan membudidayakan ikan di sawah); longyam (balong-ayam), yang merupakan suatu teknik budidaya ayam yang dikandangkan di atas kolam ikan.

Pada prinsipnya, pertanian terpadu adalah menggabungkan berbagai teknik budidaya dari peternakan, perikanan dan pertanian, yang bertujuan untuk saling mendukung dan memberi sumber energi (makanan) di antara tanaman atau hewan yang dibudidayakan, sehingga biaya produksi pertanian menjadi lebih tinggi dan lebih efisien, karena ada rantai makanan (energi) untuk kehidupan di dalam sistim pertanian yang saling mendukung.   Sistim pemberian energi yang saling mendukung tersebut dapat diberikan contoh secara sederhana:  limbah-limbah pertanian berupa daun, buah, bunga bisa diberikan ternak atau ikan pemakan tanaman (herbivora); kotoran ternak/ikan bisa digunakan untuk pupuk;  limbah ternak pemakan biji-bijian dan protein hewani (ayam) bisa digunakan untuk makanan ikan dan babi; bangkai ayam/bebek bisa dimakan oleh ikan lele; kotoran sapi bisa digunakan sebagai makanan cacing; cacing bisa digunakan sebagai makanan unggas atau ikan; kotoran ternak (sapi, babi, ayam, kambing, manusia) bisa digunakan untuk biogas, sebagai sumber energi manusia; produksi pertanian, peternakan dan perikanan diambil manfaatnya secara keseluruhan untuk manusia.

Semenjak tahun 2000-an,   usaha pertanian terpadu meningkat kombinasinya menjadi agrowisata/ ekowisata, sebagai tempat percontohan pertanian yang layak dikunjungi untuk tujuan wisata, perjamuan, penyegaran (refreshing), pendidikan, pelatihan, seminar dan pertunjukan seni/budaya. Usaha agrowisata dan ekowisata menjadi berkembang, seiring dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat akan kebutuhan produk-produk pertanian organik, kesehatan, kecantikan, umur panjang dan kelestarian lingkungan.

Saya mengunjungi banyak tempat pertanian yang telah menerapkan pertanian terpadu sejak tahun 2000. Dari kunjungan tersebut banyak ide-ide segar bisa diambil untuk dipraktekkan di dalam pertanian sendiri, atau bisa diinformasikan kepada peserta pelatihan, atau kepada mereka yang ingin menambah wawasannya tentang pertanian terpadu.  Kombinasi pertanian terpadu yang ditemukan bukan saja dari pertanian, peternakan dan perikanannya saja, tapi jauh lebih detil lagi dan menjadi semakin menarik, karena pertanian terpadu tersebut tergantung dari jenis tanaman, ikan, dan ternak yang dibudidayakan, serta  manusia yang berinteraksi, sebagai pengelola, sebagai pemutar dan ikut terlibat dalam perputaran roda ekonomi pertanian terpadu tersebut.

Pertanian terpadu menjadi semakin menarik untuk dilihat, direnungkan dan dipraktekkan, jika dari sistim pertanian terpadu tersebut dapat memberikan kesejahteraan bagi sistim pertanian terpadu tersebut (tanaman, ternak, ikannya) hidup sehat dan subur, dan jauh lebih penting lagi adalah manusianya (petaninya) mendapatkan kesejahteraan (keuntungan materi) dari hasil usaha peternakan, pertanian dan perikanannya tersebut.  Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, tujuan dari praktek sistim pertanian terpadu tersebut adalah, memberikan lingkungan dan manusia yang sehat, memberikan keuntungan secara lahir batin kepada manusia, serta hemat energi untuk memproduksi hasil pertanian.

Untuk bisa memberikan keuntungan materi dalam menerapkan pertanian terpadu, hendaknya petani/pengusaha pertanian tidak memaksakan suatu komoditas pertanian/peternakan/perikanan tertentu.  Jika banyak air tersedia, maka lebih bagus air tersebut dimanfaatkan untuk usaha perikanan sebagai inti pertanian terpadu.  Jika banyak makanan hijauan ternak tersedia, maka lebih baik peternakan digunakan sebagai inti pertanian terpadu.  Kondisi tanah dan iklim juga menentukan komoditas tanaman yang akan dibudidayakan, yang juga disesuaikan dengan budaya pertanian setempat untuk tujuan memenuhi pemasaran produk pertanian yang sudah ada, atau dicarikan terobosan baru, dengan mencari jenis tanaman baru yang memiliki peluang pasar yang lebih baik.



Pengalaman saya dalam mempraktekkan budidaya pertanian terpadu adalah dengan membuat areal pertanian terpadu tersebut sebagai tempat tujuan wisata, sebagai tempat belajar dan berdiskusi, dan juga sebagai sarana percontohan untuk berbagai kalangan masyarakat yang ingin melihat dan belajar tentang pertanian terpadu.  Untuk menarik perhatian masyarakat, pertanian terpadu tersebut perlu diberi nama yang menarik, misalnya dengan menggunakan namanya sendiri.

Orang Bali sering menamakan nama pertanian terpadunya dengan namanya sendiri, misalnya: Nyoman Farm; Made’s Gargen; atau Regeg    Organic Farming. Demikian juga orang Jepang sering memakai namanya sendiri untuk produk pertanian organic atau pertanian terpadunya, misalnya Suzuki Farm; Okamoto Green, dsb. Saya mencoba mengembangkan pertanian terpadu dengan konsep kebun herbal organik, sebagai sarana belajar, bermain dan perjamuan, dengan nama Bokashi Farm. Dengan nama tersebut, banyak orang datang, belajar dan berwisata ke tempat pertanian terpadu saya.  Di dalam sistim pertanian terpadu tersebut saya juga mempraktekkan teknologi Effective Microorganisms (EM), sehingga semakin banyak orang yang datang dan belajar tentang konsep pertanian terpadu yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.



sumber: http://em4-indonesia.com/pertanian-terpadu-yang-menguntungkan-oleh-gn-wididana/

1 komentar:

  1. Nama : Aidilfi Tio Ardiansyah
    No : 12/331775/PN/12845
    Golongan : A 3.1
    Kelompok : 4


    A. Nilai Penyuluhan
    1. SUMBER TEKNOLOGI :
    Penggabungan berbagai teknik budidaya dari peternakan, perikanan dan pertanian yang terintegrasi.
    2. SASARAN :
    Sasarannya yaitu petani dan masyarakat umum untuk memperoleh informasi, menambah wawasan dan mempratekkan tentang Pertanian Terpadu yang Menguntungkan.
    3. MANFAAT :
    Meningkatkan usaha tujuan wisata Agrowisata dan Ekowisata menjadi berkembang, seiring dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat akan kebutuhan produk-produk pertanian organik dan kelestarian lingkungan. Memberikan lingkungan dan manusia yang sehat, memberikan keuntungan secara lahir batin kepada manusia, serta hemat energi untuk memproduksi hasil pertanian. sebagai tempat belajar, berdiskusi, dan sebagai sarana percontohan untuk berbagai kalangan masyarakat yang ingin melihat atau belajar tentang pertanian terpadu.
    4. NILAI PENDIDIKAN :
    Sebagai tempat belajar, berdiskusi, dan sebagai sarana percontohan untuk berbagai kalangan masyarakat yang ingin melihat atau belajar tentang pertanian terpadu.
    5. NILAI BERITA TERKANDUNG :
    Sejarah adanya pertanian terpadu, menggabungkan berbagai teknik budidaya dari peternakan, perikanan dan pertanian, yang bertujuan untuk saling mendukung dan memberi sumber energi dan meningkatkan usaha Agrowisata atau Ekowisata, sebagai tempat percontohan pertanian yang layak dikunjungi untuk tujuan wisata, perjamuan, penyegaran, pendidikan, pelatihan, seminar dan pertunjukan seni atau budaya.


    B. Nilai Berita yang Terkandung

    Importance :
    Artikel ini sangat bermanfaat bagi petani sebagai alternative dan pemanfaat semua bidang mulai dari peternakan, perikanan dan pertanian yang terintegrasi dan dapat meningkatkan hasil produktivitas yang tinggi.
    Consequence :
    Memberikan lingkungan dan manusia yang sehat, memberikan keuntungan secara lahir batin kepada manusia, serta hemat energi untuk memproduksi hasil pertanian.
    Prominence :
    Pertanian terpadu ini digadang-gadang oleh Soeharto sebagai presiden Indonesia yang sangat menyukai bidang pertanian mencanangkan program bagaimana meningkatkan produktivitas pertanian dalam lahan yang terbatas.

    BalasHapus